Bismillahirrohmanirrohim... ^^
Love Muhammad Always |
Ada sebuah kisah tentang totalitas cinta yang dicontohkan ALLAH lewat kehidupan Rosulnya. Pagi itu meski langit telah mulai menguning, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap. Pagi itu RASULULLAH dengan suara terbata memberikan petuah, “Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasihnya maka taatilah dan bertakwalah kepadanya. Wariskan dua hal pada kalian sunah dan Alqur’an. Barang siapa mencintai sunnah ku, berarti mencintai Aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku akan bersama-sama masuk surga bersama Aku. :Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rosulullah yang teduh menatap sahabatnya satu persatu. Abu bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca. Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya. Usman menghela nafas panjang dan Ali menundukan kepalanya dalam- dalam. Isayarat itu telah datang, saatnya sudah tiba. “ Rasulullah” akan meninggalakan kita semua “desah hati semua sahabat kala itu. Manusia tercinta itu, hampir usai menunaikan tugasnya didunia. Tanda-tanda itu semakin kuat tatkala Ali dan Fatimah dengan sigap menangkap Rasulullah yang limbung saat turun dari mimbar. Saat itu seluruh sahabat yang hadir disana pasti akan menahan….. berlalu…., kalau bisa. Mattahari kian tinggi, tapi pintu Rasulullah masih tertututp sedang didalamnya, Rasulllah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya, tiba-tiba dari luar pintu terdengar seseorang yang berseru mengucapakan salam “bolehkah saya masuk?” tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengijinkannya masuk, “maafkanlah, Ayahku sedang demam,” kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya kepada Fatimah “siapakah itu duhai anakku?”: tak taulah aku ayah, sepertinya baru sekali ini aku melihatnya, “ tutur fatimah lembut” lalu rasulullah menatap putrinya dengan pandangan yang menggetarkan satu-satu bagian wajahnya seolah hendak dikenang. “ ketahuilah dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan didunia, dialah malaikat Maut,“kata Rasulullah. Fatimah pun menahan ledakan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri tapi Rasulullah menanyakan kenapa jibril tak ikut menyertai. Kemudian dipanggilah jibril yang sebelumnya sudah bersiap diatas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia Allah”. Jibril, jelaskan apa hakku nanti dihadapan Allah? “ Tanya Rasulullah dengan suara yang amat lemah. “ pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhMu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganMu, “ kata Jibril ”. tapi itu ternyata tidak membuat Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. “engkau tidak senang mendengar kabar ini?” tanya Jibrril lagi. “kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?” “jangan khawatir wahai Rasulullah aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: “KUHARAMKAN SURGA BAGI SIAPA SAJA, KECUALI UMAT MUHAMMAD TELAH ADA DIDALAMNYA,”kata Jibril. Detik detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasululah ditarik paksa seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh urat-urat lehernya menegang.” Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.” Lirih Rasulullah mengaduh. Siti Fatimah terpejam, Ali yang disampingnya menunduk semakin dalam dan jibril membuang muka. “ jijikkah kau melihatku? Sehingga kau, palingkan wajahmu Jibril?” Tanya Rasulullah pada malaikat pengantar wahyu itu. “siapakah yang tega melihat kekasih Allah direnggut ajal?” kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, karena sakit yang tak tertahankan lagi. “ya Allah sungguh sakit niat maut ini, timpakan saja semua siksaan maut ini kepada ku. Jangan kepada umatku”. Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi. Bibirnya begetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. “Uusikum biisholati, amaamalaat aimanukum, peliharalah solat dan santunilah orang –orang lemah diantaramu”. Diluar pintu, tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan . Fatimah menutupkan tangan diwajahnya. Dan Ali kembali mendekatkan telinganya kebibir Rasulullah yang mulai kebiruan. “ Ummatiii,ummatii? Dan pupuslah kembang hidung manusia mulia itu. Kini mampukah kita mencintai sepertinya ?
Cerita ini diambil dari “JOJOBA” yang aku ikuti diFB, selalu saja ada dikotak masukku artikel, cerita yang menambah motivasi^^....
Salah satu yang menarik perhatian ku adalah cerita ini, bagaimana Baginda Rasulullah SAW. Telah mencurahkan seluruh kasih sayangnya kepada kita... benar-benar seluruh jiwa dan raganya... bahkan ketika Rasulullah menjelang wafat saja masih mengingat, memanggil, dan mengkhawatirkan kita. Begitu besarnya perhatian Rasulullah kepada kita, yang bukan umatnya saja Rasulullah khawatir, apalagi kepada Umatnya... semoga kita termasuk dalam pengikut setianya ya, AMIN. Yah sekali lagi pertanyaan yang mesti di lontrkan pula kepada hati, jiwa dan raga kita, benarkah kita umatnya? “apakah kita telah mencintai Rasulullah SAW. Pula?” seperti Rasulullah mencintai kita?. Lalu bagaimana kah cara kita mencintai Rasulullah, sedangkan Rasulullah sudah tiada. Ada sebuah hadis disebutkan bahwa Rasulullah bersabda:
“orang yang terdekat denganku pada hari kiamat nanti adalah adalah orang yang paling banyak bersholawat atasku. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Hibban dalam Sahihnya)
Untuk meyakinkan Umatnya bahwa salamnya nanti akan tersampaikan kepada beliau, Rasulullah bersabda:
“sebaik-baik hari adalah hari Jum’at, pada hari itu adam diciptakan, pada hari itu pula dia diwafatkan, pada hari itu sangkakala akan ditiup, perbanyaklah sholawat atasku pada hari itu, sebab sholawat kalian akan disampaikan kepada ku. Para sahabat bertanya. “Wahai Rasulullah, Bagaimana sholawat kami akan disampaikan kepada engkau, padahal engkau lama meninggal dan menjadi tanah? Rasulullah menjawab: Allah Azza wajala mengharamkan bumi memakan jasad Nabi.(HR. Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majjah).
Wah subhanallah ya, betapa beliau tak pernah melupakan kita,,, dengan menjadikan sholawat sebagai Pengikat Rindu dan Cintanya kepada kita. “ALLAHUMMASOLLI’ALASAYYIDINA MUHAMMAD”. Lalu bagaimanakah salam kita kepada Baginda Rasulullah bisa sampai? Yuk kita lihat lagi sabdanya:
“Sesungguhnya Allah mempunyai malaikat yang selalu berkeliling dan bertugas menyampaikan salam kepadaku dari ummatku.(HR.Tirmidzi dan Ibnu Hibbah).
Mencintai Allah, berarti mencintai Rasulullah pula. Seperti sudah tidak bisa berkata-kata lagi ya dengan dengan cerita dia atas. Banyak sekali hikmah yang bisa kita ambil... sangat tidak rugi bahkan sangat beruntung sekali kalau kita bersholawak kepada beliau. Lagi-lagi kita diberi motivasi oleh Rasulullah untuk selalu bersholawat melalui sabdanya. Rasulullah bersabda: “Siapa yang bersholawat atasku sekali, maka Allah akan menurunkan Rahmat kepadanya 10”. (HR. Muslim).
Nah lho kan??? Kurang apa lagi ya sebenarnya? Asli Demi kbaikan Ummatnya. Semuanya sudah Rasulullah curahkan dan berikan kepada kita. Semoga kita juga benar-benar bisa mencintainya. Dan Menjadikan beliau sebagai Cinta Sejati..... AMIN.
“ALHAMDULILLAH”
ALLAHUMMA SHOLII’ALAMUHAMMAD WABAARIK WASALAM’ALAIHI…..(@_^)……(T_T)……(^.*)……..(~.~)