Bersyukurlah bahwa kita diciptakan oleh Allah sebagai makhluk yang paling sempurna diantara makhluk lainnya. Manusia diberi akal dan kecerdasan oleh ALLAH untuk berpikir, bertindak, menentukan baik dan benar, dan untuk menjadi makhluk yang hebat. Inilah salah satu kelebihan yang dimiliki oleh makhluk Allah yaitu manusia yang tidak dimiliki oleh malhluk lainnya di dunia. Allah memberikan kebebasan kepada manusia untuk berekspresi, dan dengan kecerdasan kemampuan berpikir yang kuat itulah manusia diperintahkan oleh Allah untuk menfaatkan sebaik-baiknya demi kesejahteraan manusia itu sendiri. Salah satu pemanfaatan itu ialah dengan menuntut ilmu. Bahkan Allah telah memerintahkan kita untuk terus mencari ilmu itu. Allah berfirman yang artinya “ tuntutlah ilmu sampai kenegri cina, karena sesungguhnya Allah senang dengan orang yang menuntut ilmu”. Maka dari itu menuntut ilmu itu merupakan suatu kewajiban yang harus terus dicari oleh setiap manusia. Bahkan diera Globalisasi ini ilmu dinomor satukan. Dan seiring dengan perkembangan zaman pula yang meunutut manusia untuk terus menggali ilmu agar dapat bersaing dengan yang lainnya. Meuntut ilmu masuk dalam kebutuhan utama mereka. Karna pentingnya kebutuhan ini, hal ini bisa disamakan dengan kebutuhannya terhadap makanan. Bagaimana tidak? Kita contohkan yang terkecil saja seorang siswa yang akan mengikuti ujian, ia akan membawa buku kemanapun ia berada bahkan dalam keadaan makan sekalipun. Contoh lagi, ketika kita asyik menggali ilmu dengan membaca atau yang lainnya, terkadang kita sampai lupa makan
Dengan ilmu seorang akan sukses, nah sekarang yang menjadi masalah adalah bagaimana kita memanfaat kelebihan yang kita miliki dengan sebaik-baiknya. Nah disinilah orang tua dan lingkungan berperan penting dalam mengoptimalkan kecerdasan seorang anak. Orang tua diberi amanah oleh Allah seorang anak untuk dididik menjadi anak yang cerdas dan bermanfaat. Kasih sayang kedua orang tua kepada anak, asupan gizi yang baik, keluarga yang harmonis serta lingkungan yang baik akan mendukung seorang anak berperilaku baik dan cerdas. Bandingkan lagi dengan keluarga yang tidak harmonis, kasih sayang yang tidak tercurahkan pada si anak bahkan akan membentuk seorang anak yang kasar pula. Kenapa demikian? Karena sebenarnya masa anak adalah masa yang cukup segnfikan dalam perkembangannya. Dan kehidupan lima tahun pertama seorang anak akan menentukan bagaimana ia menjalani kehidupan masa-masa dewasanya nanti, dan dua tahun pertama jugalah yang menentukan kecerdasan seorang anak. Kenyataan ini menekankan kepada orang tua untuk tetap memeperhatikan anak agar tetap dalam lingkungan yang baik.
Jika tahap ini telah berhasil diewati dengan baik, maka tibalah bagi si anak mengalami masa pubertas atau masa remaja. Masa inilah masa tersulit dalam keseluruhan fase. Mengapa masa remaja dikatakan sebagai masa tersulit? Karena di masa ini seorang remaja merasa dirinya dewasa, sehingga menempatkan dia pada sisi yang tidak mengenakkan. Disatu sisi si remaja menganggap dirinya sudah mampu untuk mengatur dirinya sendiri, tapi disisi lain orang tua belum sepenuhnya percaya, karena dia belum matang, sehingga orang tua merasa sanagat perlu untuk mengawasi anak dengan ketat. Hal inilah yang terkadang membuat para remaja merasa kesal dan merasa diperlakukan seperti anak kecil. Terkadang remaja marah-marah tanpa sebab yang jelas, mudah tersinggung, dan sebagainya. Inilah masa pembentukan emosional di masa remaja dan masa peralihan yang sedang di hadapi seorang anak yang mulai dewasa. Bagi orang tua yang mengerti perkembangan keremajaannya ini, dengan berbagai cara orang tua akan member pengertin terhadap apa yang dihadapinya sekarang. Tapi jika orang tua sama-sama menghadapinyan dengan emosi, maka yang ada hanyalah akan membuat masalah menjadi rumit, sehingga akan timbul konflik yang terkadang sulit diselesaikan dan yang ada hanyalah akan menambah permasalahan dan akibat yang buruk juga dapat mengancam remaja itu sendiri.
Sebenarnya jika dalam masa ini dapat dimanfaatka dengan baik, seorang anak akan menemukan jati dirinya. Paksaan orang tua untuk selau belajar dan belajar bukanlah usaha yang baik untuk membentuk remaja yang baik. Tapi berilah kebebasan remaja itu untuk berekspresi sehingga menemukan talenta dan bakat pada dirinya. Bisa jadi bakat itu sudah tampak dan tinggal dikembangkan, atau bahkan masih dalam proses pencarian bakat, karena sebenarnya setiap orang itu memiliki bakat dan talenta masing-masing. Dan biarkanlah anak menentukan dimana ia ingin menunutut ilmu dan menegembangkan bakatnya, dengan tetap memberikan pengarahan-pengarahan serta nasihat-nasihat pada mereka. Karena pengembangan bakat, talenta, minat khusus, merupakan bibit besar yang akan memberi pengaruh pada kehidupan dewasanya nanti. Belajar-belajar dan terus belajar itulah yang terkadang selalu dikatakan kepada si anak, keinginan orang tua untuk menjadi apa yang diinginkan orang tua itulah yang terkadang memaksa seorang anak untuk tetap melakukannya serta menjadi beban pikiran anak. Anak biasanya akan mencoba menjadi apa yang di inginkan orang tua. Jika IQ nya mampu untuk melakukan seperti yang di inginkan orang tuanya mungkin tidak begitu masalah bagi si anak. Jika IQ yang di miliki si anak tidak mampu untuk melakukn sepeti yang di inginkan, maka yang terjadi si anak akan mengalami stress yang berat karena merasa tidak mampu melakukan apapun. Padahal sebenarnya setiap manusia itu mamiliki kemampuan masing-masing, maka dari itu biarkanlah si anak berkarya menurut keingnannya tadi.
Masa remaja merupakan masa yang sangat sulit dan menantang, di mana didalamnya penuh dengan cerrita-cerita indah dan menantang. Karena pada masa ini penuh dengan gejolak kejiwaan yang mau tidak mau harus tetap di hadapi oleh remaja itu sendiri. Banyak diantaranya yang gagal dalam menghadapi tantangan itu. Tapi tidak sedikit pula diantara para remaja itu melewati masa sulit itu dan akhirnya menjadi orang yang sukses. Baik sukses dalam belajar, menunutut ilmu, dan sukses melewati masa sulit itu. Nah jika seorang remaja telah telah sampai pada masa kedewasaannya, berarti ia telah benar-benar mampu menentukan apa yang terbaik baginnya dan orang tua tinggal mendoakan dan mendukung apa yang terbaik baginya. Dan saatnya tugas bagi orang tua dan pendidik untuk tetap member semangat kepada anak-anaknya untuk tetap semangat dalam menggali ilmu. Dan ilmu itu tidak hanya di dapat di bangku sekolah tapi juga pelajaran dari setiap langkah hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar